Aliran-aliran Sastra
1.
Aliran
Realisme
Pengertian
: Aliran realisme ialah aliran yang ingin mengemukakan kenyataan, barang yang
lahir (lawan batin) secara obyektif dimana pengaranag melukiskan
dunia kenyataan dan segala-galanya digambarkan
seperti apa yang tampak, tidak kurang tidak lebih. M.H. Abrams dalam
kamusnya “ Glossary of Literary Terms” menyebutkan bahwa realisme digunakan
dalam 2 pengertian :
a. Untuk mengidentifikasi gerakan sastra pada abad XIX, khususnya prosa fiksi.
b. Menunjukkan cara penggambaran kehidupan di dalam sastra. Fiksi realistik sering dioposisikan dengan fiksi romantik
a. Untuk mengidentifikasi gerakan sastra pada abad XIX, khususnya prosa fiksi.
b. Menunjukkan cara penggambaran kehidupan di dalam sastra. Fiksi realistik sering dioposisikan dengan fiksi romantik
Ciri-ciri
:
Aliran Realisme
a. Mengemukakan kenyataan secara objektif
b. Melukiskan dunia kenyataan dan segala-galanya digambarkan seperti apa yang tampak, tidak kurang tidak lebih
c. Yang diungkapkan para pengarang realis adalah hal-hal yang nyata, yang pernah terjadi, bukan imajinatif belaka oleh pijar imajinasi dan plastis bahasa yang memikat
a. Mengemukakan kenyataan secara objektif
b. Melukiskan dunia kenyataan dan segala-galanya digambarkan seperti apa yang tampak, tidak kurang tidak lebih
c. Yang diungkapkan para pengarang realis adalah hal-hal yang nyata, yang pernah terjadi, bukan imajinatif belaka oleh pijar imajinasi dan plastis bahasa yang memikat
Contoh aliran:
a. Novel “Fatimah”, karya Titie Said,
b. Novel“Rindu Ibu adalah Rinduku”, karya Motinggo Boesye,
c. Novel“Bilik-bilik Muhammad”, karya A.R.Baswedan,
d. Novel biografis “Pangeran dari Seberang”, karya N.H.Dini
e. Novel “Dari Hari ke Hari”, karya Mahbub Junaidi,
f. Novel “ Guruku Orang Pesantren”,karya Syaifuddin Zuhri
a. Novel “Fatimah”, karya Titie Said,
b. Novel“Rindu Ibu adalah Rinduku”, karya Motinggo Boesye,
c. Novel“Bilik-bilik Muhammad”, karya A.R.Baswedan,
d. Novel biografis “Pangeran dari Seberang”, karya N.H.Dini
e. Novel “Dari Hari ke Hari”, karya Mahbub Junaidi,
f. Novel “ Guruku Orang Pesantren”,karya Syaifuddin Zuhri
2.
Aliran
Impersionisme
Aliran
impersionisme merupakan aliran yang tidak memperlakukan
realitas secara obyektif, tetapi menyajikan kesan-kesan (impressions)
dari pengarangnya. Istilah impressionisme ini berasal dari dunia seni lukis
pada paruh pertama abad ke 19 di Perancis. Sementara itu H.B. Jassin
menyebutkan bahwa suatu lukisan yang impresiomistis kelihatannya seperti belum
selesai. Baru hanya skets. Segala sesuatu tidak dilukiskan pikiran-pikiran yang
sudah masak dipikirkannya
Ciri-ciri
:
a. Menyajikan kesan-kesan (impressions) dari pengarangnya
b. Pengarang impresionistis melahirkan kembali kesan atas sesuatu yang dilihatnya.
a. Menyajikan kesan-kesan (impressions) dari pengarangnya
b. Pengarang impresionistis melahirkan kembali kesan atas sesuatu yang dilihatnya.
Contoh
:
§
Sajak Sanusi Pane “candi”
§
Abdul Hadi
3.
Aliran
Naturalisme
Aliran
naturalisme merupaka aliran yang mementingkan pengungkapan secara terus-terang, tanpa mempedulikan baik buruk dan
akibat negatif. Pengarang naturalis dengan tenangnya menulis tentang skandal
para penguasa atau siapapun, dengan bahasa yang bebas dan tajam. Pornografi,
karya mereka jatuh menjadi picisan, bukan tabu bagi mereka. Biasanya, hal ini
benar-benar mereka sadari, bahkan mereka pun sempat membanggakan naturalisme
ini sebagai gaya mereka.
Ciri-ciri
:
Aliran Naturalisme
a. Melukiskan keadaan yang sebenarnya
b. Cenderung melukiskan yang buruk, karena ingin memberikan gambaran nyata tentang kebenaran.
c. Cenderung mengkritisi unsur pornografi
a. Melukiskan keadaan yang sebenarnya
b. Cenderung melukiskan yang buruk, karena ingin memberikan gambaran nyata tentang kebenaran.
c. Cenderung mengkritisi unsur pornografi
Contoh
:
Aliran Naturalisme
a. Kumpulan sanjak F. Rahardi, “ Catatan Harian Sang Koruptor” dan “ Sumpah WTS”
b. Sanjak Rendra “ Bersatulah Pelacur-pelacur Kota Jakarta”, “ Rick dari Corona”, dan “ Sajak Gadis dan Majikan”
a. Kumpulan sanjak F. Rahardi, “ Catatan Harian Sang Koruptor” dan “ Sumpah WTS”
b. Sanjak Rendra “ Bersatulah Pelacur-pelacur Kota Jakarta”, “ Rick dari Corona”, dan “ Sajak Gadis dan Majikan”
4.
Aliran
Determinisme
Aliran
determinisme merupakan aliran yang menggambarkan tokoh-tokoh
cerita dikuasai oleh nasibnya, sehingga tokoh tersebut tidak sanggup dan
tidak mampu lagi ke luar dari takdir yang telah jatuh pada dirinya.Istilah
determinisme berasal dari doktrin filsafat yang menyatakan bahwa setiap
kejadian atau peristiwa itu ada penyebabnya. Takdir yang dimaksudkan di sini
bukanlah takdir dari Tuhan sesuai dengan konsepsi yang berlaku pada agama langit,
melainkan takdir yang lebih tepat dikatakan sebagai akibat yang tak dapat
dielakkan karena peristiwa-peristiwa yang mendahuluinya, berupa faktor-faktor
biologis, lingkungan dan sosial.
H.B. Jassin menyatakan bahwa nasib itu ditentukan oleh keadaan masyarakat sekitar, kemiskinan, penyakit, darah keturunan, dalam hubungan sebab akibat. Menurut ilmu keturunan, ayah atau ibu yang jahat akan menurunkan sifat-sifat jahatnya pada anaknya atau cucu-cucunya, biarpun keturunannya itu bermaksud baik, mau memperbaiki dirinya. Apabila si orang tua jahat, maka itu bukan pula karena sudah ditakdirkan Tuhan demikian, tetapi karena keadaan masyarakat yang serba bobrok, orang hidup dalam kemiskinan yang sangat, pembagian harta kekayaan antara manusia tidak adil Determinisme berpendapat bahwa tragedi hidup manusia sudah tercetak dalam kemutlakan, merupakan paksaan nasib yang tak bisa ditembus oleh segenap daya dan ikhtiar sang pelaku. Orang sadar dengan kodratnya, sebagai wong cilik, sebagai hamba sahaya, sebagai sang kurban, sehingga tidak akan banyak menuntut.
H.B. Jassin menyatakan bahwa nasib itu ditentukan oleh keadaan masyarakat sekitar, kemiskinan, penyakit, darah keturunan, dalam hubungan sebab akibat. Menurut ilmu keturunan, ayah atau ibu yang jahat akan menurunkan sifat-sifat jahatnya pada anaknya atau cucu-cucunya, biarpun keturunannya itu bermaksud baik, mau memperbaiki dirinya. Apabila si orang tua jahat, maka itu bukan pula karena sudah ditakdirkan Tuhan demikian, tetapi karena keadaan masyarakat yang serba bobrok, orang hidup dalam kemiskinan yang sangat, pembagian harta kekayaan antara manusia tidak adil Determinisme berpendapat bahwa tragedi hidup manusia sudah tercetak dalam kemutlakan, merupakan paksaan nasib yang tak bisa ditembus oleh segenap daya dan ikhtiar sang pelaku. Orang sadar dengan kodratnya, sebagai wong cilik, sebagai hamba sahaya, sebagai sang kurban, sehingga tidak akan banyak menuntut.
Ciri-ciri
:
Aliran Determinisme
a. Cenderung menyoroti nasib seseorang
b. Yang menjadi soal dalam karangan-karangan aliran ini ialah penderitaan seseorang
a. Cenderung menyoroti nasib seseorang
b. Yang menjadi soal dalam karangan-karangan aliran ini ialah penderitaan seseorang
Contoh:
a. Prosa karya Linus Suryadi
b. “ Trilogi Oedipus”, karya Sophokles
c. “Tragedi Sangkuriang”, “Pengakuan Pariyem”, karya Linus Suryadi AG
d. Novel “ Kuterima Penderitaan Ini, Ibu” karya Motenggo Boesye
a. Prosa karya Linus Suryadi
b. “ Trilogi Oedipus”, karya Sophokles
c. “Tragedi Sangkuriang”, “Pengakuan Pariyem”, karya Linus Suryadi AG
d. Novel “ Kuterima Penderitaan Ini, Ibu” karya Motenggo Boesye
5.
Aliran
Eksistensialisme
Aliran
Eksistensialisme merupakan aliran yang mementingkan perbuatan
termasuk perbuatan kemauan sebagai unsur-unsur yang menentukan. Liaw
Yock Fang dalam bukunya “Ikhtisar Kritik Sastra” menyatakan bahwa
eksistensialisme adalah aliran filsafat yang kemudian menjadi landasan suatu
aliran sastra. Ajaran yang pokok dari eksistensialisme ialah bahwa manusia
adalah apa yang diciptakannya sendiri. Manusia tidak ditakdirkan oleh Tuhan.
Jika ia menolak memilih atau membiarkan dirinya dipengaruhi oleh kekuatan luar,
itu adalah kesalahannya sendiri.
Fuad Hasan dalam bukunya “Berkenalan dengan Eksistensialisme” mencoba memperkenalkan suatu alam pikiran yang dewasa ini dikenal dengan nama eksistensialisme, dengan membutiri pendapat filsuf eksistensialis melalui hasil-hasil karya sastranya. Beberapa pikiran tokoh eksistensialisme itu dikutipkan berikut ini:
a. Manusia adalah pengambil keputusan dalam eksistensinya. Apapun keputusan yang diambilnya tak pernah ia mantap sempurna (Kiergaard).
b. Manusia akan terus menerus dihadapkan pada pilihan-pilihan (Kiergaard).
c. Dalam hidup ini yang kuatlah yang akan menang, maka kebajikan utama dalam kehidupan adalah kekuatan, apa yang baik, harus kuat ; sebaliknya segala yang lemah adalah buruk dan salah (Niezseche).
d. Dalam pergaulan antara manusia maka yang harus ditumbuhkan dalam manusia-manusia agung yaitu manusia yang oleh kekuatan tak bisa mengatasi kumpulan manusia-manusia dalam massa (Nietzseche).
Fuad Hasan dalam bukunya “Berkenalan dengan Eksistensialisme” mencoba memperkenalkan suatu alam pikiran yang dewasa ini dikenal dengan nama eksistensialisme, dengan membutiri pendapat filsuf eksistensialis melalui hasil-hasil karya sastranya. Beberapa pikiran tokoh eksistensialisme itu dikutipkan berikut ini:
a. Manusia adalah pengambil keputusan dalam eksistensinya. Apapun keputusan yang diambilnya tak pernah ia mantap sempurna (Kiergaard).
b. Manusia akan terus menerus dihadapkan pada pilihan-pilihan (Kiergaard).
c. Dalam hidup ini yang kuatlah yang akan menang, maka kebajikan utama dalam kehidupan adalah kekuatan, apa yang baik, harus kuat ; sebaliknya segala yang lemah adalah buruk dan salah (Niezseche).
d. Dalam pergaulan antara manusia maka yang harus ditumbuhkan dalam manusia-manusia agung yaitu manusia yang oleh kekuatan tak bisa mengatasi kumpulan manusia-manusia dalam massa (Nietzseche).
Ciri-ciri:
Aliran
Eksistensialisme
a. Mementingkan perbuatan termasuk perbuatan kemauan sebagai unsur-unsur yang menentukan.
b. Mementingkan unsure dasar manusia seperti irrasionalitas dan ketidaksadaran.
a. Mementingkan perbuatan termasuk perbuatan kemauan sebagai unsur-unsur yang menentukan.
b. Mementingkan unsure dasar manusia seperti irrasionalitas dan ketidaksadaran.
Contoh :
- Iwan Simatupang “Merahnya merah” , “kering, “koong”
novel ayat ayat cinta temasuk aliran sastra yang mana pak?
BalasHapusklo cerpen Shalawat Badar trmsuk aliran sastra yg mna ?
BalasHapus