Pengertian dan Hakikat Menulis
Pengertian menulis sebenarnya sangat
beragam tergantung dari sisi mana seseorang mendefinisikannya. Akan tetapi
pengertian menulis seungguhnya tepat jika emuat bebrapa unsur diantaranya
adalah melewati proses berpikir atau menggunakan pikirannya untukmenulis. Jadi
menulis itu dapat juga dimaknakan sebagai penyampaian ide dan pikiran memlalui
media tulisan.
Menulis merupakan suatu cara untuk
mengetahui dan menemukan apa yang diketahui oleh seseorang yang terekam dalam
pikirannya (Cox, 1999:309). Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa Pengertian dan hakikat menulis dimaksudkan adalah bahwa untuk
melakukan kegiatan menulis diperlukan kegiatan berpikir atau ketika seseorang
ingin menulis, ia menggunakan pikirannnya agar ia dapat menghasilkan tulisan.
Pada dasarnya Pengertian dan
hakikat menulis dapat dilihat pada tiga aspek, yakni- menulis sebagai proses berpikir,
- menulis sebagai proses berpikir meliputi serangkaian aktivitas,
- dan menulis sebagai proses berhubungan erat dengan membaca.
Menulis sebagai proses berpikir.
Menulis sebagai suatu proses
menuangkan gagasan atau pikiran dalam bentuk tertulis. Menulis sebagai proses
berpikir berarti bahwa sebelum dan atau saat-setelah menuangkan gagasan dan
perasaan secara tertulis diperlukan keterlibatan proses berpikir. Proses
berpikir menurut Moore dkk.(dalam Khalik, 1999:28) memiliki sejumlah esensi:
mengingat, menghubungkan, memprediksikan, mengorganisasikan, membayangkan,
memonitor, mereviu, mengevaluasi, dan menerapkan. Jadi Pengertian dan hakikat
menulis sesungguhnya memuat tentang suatu proses berpikir , gagasan yang
dituangkan dalam kalimat/paragraf dapat dianalisis kelogisannya.
Menulis dan proses berpikir
berkaitan erat dalam menghasilkan suatu karangan yang baik. Dan karangan yang
baik merupakan manifestasi dari keterlibatan proses berpikir. Dengan demikian,
proses berpikir sangat menentukan lahirnya suatu karangan yang berkualitas. Syafi’ie
(1988:43) mengemukakan bahwa salah satu substansi retorika menulis adalah
penalaran yang baik. Hal itu berarti bahwa penulis harus mampu mengembangkan
cara-cara berpikir rasional. Tanpa melibatkan proses berpikir rasional, kritis,
dan kreatif akan sulit menghasilkan karangan yang dapat dipertanggungjawabkan
keilmiahannya.
Pappas (1994:215) mengemukakan bahwa
menulis sebagai proses berpikir merupakan aktivitas yang bersifat aktif,
konstruktif, dan penuangan makna. Pada saat menulis siswa dituntut berpikir
untuk menuangkan gagasannya berdasarkan skemata, pengetahuan, dan pengalaman yang dimiliki secara
tertulis. Dalam proses tersebut diperlukan kesungguhan mengolah, menata,
mempertimbangkan secara kritis, dan menata ulang gagasan yang dicurahkan. Hal
tersebut diperlukan agar tulisan dapat terpahami pembaca dengan baik.
Menulis sebagai proses berpikir meliputi serangkaian aktivitas.
Menulis sebagai proses berpikir yang
menghasilkan kreativitas berupa karangan, baik karangan ilmiah maupun karangan
sastra. Karangan sebagai bukti kreativitas diperoleh melalui serangkaian
aktivitas menulis. Rangkaian aktivitas menulis adalah sebagaimana yang
dikemukakan oleh Tompkins (1994:126), yakni pramenulis, pengedrafan, perbaikan,
penyuntingan, dan publikasi.
Menulis sebagai proses berpikir yang
terdiri atas serangkaian tahapan dikaitkan dengan pembelajaran, berarti
kesempatan bagi siswa untuk memperoleh bimbingan dari guru secara nyata untuk
mencapai keterampilan menulis yang diharapkan. Melalui tahapan tersebut siswa
dapat mengetahui keterbatasannya secara jelas dan sekaligus berupaya
meningkatkan kemampuannya secara bertahap dan berkesinambungan.
Menulis sebagai proses
berpikir berkaitan erat dengan membaca.
Menulis sebagai proses berpikir yang
terdiri atas serangkaian aktivitas yang fleksibel berkaitan erat dengan
membaca. Hal itu dapat dilihat dari (1) segi sebelum menulis diperlukan
berbagai pengetahuan awal dan informasi yang berkaitan
dengan topik yang digaraf. Untuk memperoleh berbagai informasi yang dibutuhkan
tersebut membaca merupakan sarana yang paling tepat, (2) dilihat dari segi
saat-setelah menulis, membaca merupakan kegiatan yang tak terpisahkan dengan
kegiatan menulis pada tahap perbaikan, penyuntingan. Penulis pada dasarnya adalah pembaca
berulang-ulang terhadap tulisannya. Burns dkk. (1996:383) mengemukakan bahwa
membaca dan menulis saling mendukung satu dengan yang lainnya.
Menulis sebagai proses, Tompkins
(1994:126) membaginya atas lima tahap, yakni (a) pramenulis, (b) pengedrafan,
(c) perbaikan, (d) penyuntingan, dan (e) publikasi. Kelima tahap tesebut
hendaknya menjadi partisipan aktif dalam setiap tahap proses menulis mulai dari
pramenulis sampai pada tahap publikasi.
Pengertian dan hakikat menulis dengan berlandaskan pada hakikat menulis sebagai proses,
memberi makna bahwa tidak akan lahir sebuah tulisan jika tidak disertai dengan
proses berpikir dan beraktifitas menulis di samping juga melibatkan segmen
pembaca yang ditujunya
gak ada daftar pustakax ???
BalasHapus