Sabtu, 09 Maret 2013

Sinopsis Ayat-Ayat Cinta


             Dikisahkan seorang lelaki bernama Fahri yang sedang menempuh kuliahnya di Al-Azhar. Ketika akan melakukan perjalanan menuju Masjid Abu Bakar Ash-Shiddiq yang terletak di Shubra El-Kaima ujung utara kota Cairo, Maria memanggil Fahri dan titip untuk dibelikan disket. Maria adalah puteri sulung Tuan Boutros Rafael Girgis. Berasal dari keluarga besar Girgis. Sebuah keluarga Kristen Koptik yang sangat taat.
            Di dalam metro Fahri tidak mendapatkan tempat duduk. Ia berkenalan dengan seorang pemuda mesir bernama Ashraf yang juga seorang Muslim. Mereka bercerita tentang banyak hal. Tak lama kemudian, ada tiga orang bule yang berkewarganegaraan Amerika (dua perempuan dan satu laki-laki) naik ke dalam metro. Satu diantara dua perempuan itu adalah seorang nenek yang kelihatannya sudah sangat lelah yang membutuhkan tempat duduk. Akhirnya Aisha memberikan tempat duduknya kepada nenek tersebut.
            Disinilah awal perdebatan itu terjadi. Mereka mengeluarkan berbagai umpatan kepada Aisha dan ia pun hanya bisa menangis. Kemudian Fahri berusaha untuk meredakan perdebatan itu. Di Mesir Fahri tinggal bersama dengan keempat orang temannya yang juga berasal dari Indonesia, yaitu Saiful, Rudi, Hamdi, dan Misbah. Maria adalah seorang gadis Mesir yang manis dan baik budi pekertinya. Maria itu seorang non-muslim, namun ia mampu menghafal surat Al-Maidah dan surah Maryam. Suatu ketika keluarga Pak Boutros mengajak Fahri dan teman-temannya untuk makan malam di tepi sungai Nil kebanggaan kota Mesir, Madame Nahed meminta Fahri untuk mengajak Maria berdansa karena Maria tidak pernah mau di ajak berdansa. Fahri menolaknya dengan alasan Maria bukan mahramnya.
            Fahri juga mempunyai tetangga yang bernama Bahadur. Ia bersikap kasar kepada siapa saja bahkan dengan istrinya madame Syaima dan putri bungsunya Noura. Bahadur dan istrinya mempunyai tiga orang putri, Mona, Suzanna, dan Noura. Mona dan Suzanna berkulit hitam namun tidak halnya dengan Noura, dia berkulit putih dan berambut pirang.

            Suatu malam Bahadur menyeret Noura ke jalanan dan punggungnya penuh dengan luka cambukan. Fahri meminta bantuan Maria. Malam itu Noura menginap di rumah keluarga Boutros. Besoknya Fahri membawa Noura untuk menginap di rumah Nurul. Fahri dan Maria berusaha mencari tahu siapa keluarga Noura sebenarnya. Mereka yakin Noura bukanlah anak Bahadur dan Madame Syaima. Akhirnya benar, Noura bukanlah anak mereka. Noura yang malang itu akhirnya bisa berkumpul bersama orang-orang yang menyayanginya. Sekarang Fahri terfokus pada ujian yang sangat menentukan. Jika proposalnya ditolak maka ia harus menunggu setengah tahun lagi untuk mengajukan proposal baru.
            Aisha mulai jatuh cinta pada Fahri. Ia meminta pamannya Eqbal untuk menjodohkannya dengan Fahri. Aisha telah mengenal Fahri dan Fahri juga telah mengenalnya. Eqbal banyak cerita tentang keluarganya. Fahri pun telah cerita banyak pada Eqbal. Tentang keluarganya yang miskin. Tentang bagaimana Fahri datang ke Mesir dengan menjual sawah warisan kakek. Harta satu-satunya yang dimiliki keluarga. Tentang awal-awal di Mesir yang penuh derita. Tak ada beasiswa. Tak ada pemasukan. Melalui bantuan Syaik Utsman, Fahri pun bersedia untuk menikah dengan Aisha.
            Kira-kira setengah jam sebelum azan ashar berkumandang, Sarah Ali Faroughi, memberi tahu semuanya telah siap. Fahri minta tolong pada Eqbal agar bisa melihat wajah Aisha sebelum berangkat. Tepat saat adzan ashar berkumandang mereka sampai di masjid tempat akad nikah akan dilangsungkan. Sudah banyak teman-teman mahasiswa Indonesia dan mahasiswa Turki yang sampai di sana. Aisha dan dua bibinya langsung menuju lantai dua tempat jamaah wanita. Acara dilangsungkan di depan mihrab masjid. Syaikh Ustman, Syaikh Prof.Dr. Abdul Ghafur Ja’far, Bapak Atdikbud, Eqbal Hakan Erbakan, Akbar Ali dan beberapa syaikh Mesir yang diundang Syaikh Ustman duduk dengan khidmat tepat di depan mihrab menghadap ke arah jamaah dan hadirin yang memenuhi masjid. Rupanya saat shalat Jum’at tadi telah diumumkan akan ada acara akad nikah antara mahasiswa Indonesia dan muslimah Turki, sehingga orang Mesir yang ada di sekitar masjid penasaran dan masjidpun penuh. Fahri duduk di sebelah kanan Akbar Ali.
            Mendengar kabar pernikahan Fahri, Nurul menjadi sangat kecewa. Paman dan bibinya sempat datang ke rumah Fahri untuk memberitahu bahwa keponakannya sangat mencintai Fahri. Namun terlambat, Fahri akan segera menikah dengan Aisha. Malang benar nasib Nurul. Fahri dan Aisha memutuskan untuk berbulanmadu menyewa flat di pinggir sungai Nil.
            Sepulang dari bulanmadunya, Fahri mendapat kejutan dari Maria dan Yousef. Maria dan adiknya itu datang ke rumah Fahri untuk memberikan sebuah kado pernikahan. Namun Maria tampak lebih kurus dan murung. Memang saat Fahri dan Aisha menikah, keluarga Boutros sedang pergi berlibur. Begitu mendengar Fahri telah menjadi milik wanita lain dan tidak lagi tinggal di flat, Maria sangan terpukul.
            Kebahagiaan Fahri dan Aisha tidak bertahan lama, karena Fahri harus menjalani hukuman di penjara atas tuduhan pemerkosaan terhadap Noura. Fahri dibawa ke markas polisi Abbasca. Fahri diinterogasi dan dimaki dengan kata-kata kotor. Fahri dituduh memperkosa Noura hingga hamil hampir tiga bulan. Noura teramat luka hatinya saat Fahri memutuskan untuk menikah dengan Aisha. Di persidangan, Noura yang tengah hamil itu memberikan kesaksian bahwa janin yang dikandungannya adalah anak Fahri. Pengacara Fahri tidak dapat berbuat apa-apa, karena ia belum memiliki bukti yang kuat untuk membebaskan kliennya dari segala tuduhan. Fahri pun harus mendekam di penjara selama beberapa minggu.
            Satu-satunya saksi kunci yang dapat meloloskan Fahri dari fitnah kejam Noura adalah Maria. Marialah yang bersama Noura malam itu yaitu malam yang Noura sebut dalam persidangan sebagai malam di mana Fahri memperkosanya. Maria sedang terluka lemah tak berdaya. Luka hati karena cinta yang bertepuk sebelah tangan membuatnya jatuh sakit. Atas desakan Aisha, Fahri pun menikahi Maria. Pernikahan itu berlangsung di rumah sakit. Aisha berharap dengan mendengar suara dan merasakan sentuhan tangan Fahri, Maria tersadar dari koma panjangnya. Aisha berharap agar harapannya menjadi kenyataan.    
            Akhirnya Maria dapat membuka matanya dan bersedia untuk memberikan kesaksian di persidangan. Fahri pun terbebas dari tuduhan Noura. Dengan kata lain, Fahri dapat meninggalkan penjara yang mengerikan itu. Takbir bergemuruh di ruang pengadilan itu dilantunkan oleh semua orang yang membela dan simpati pada Fahri. Seketika Fahri sujud syukur kepada Allah Swt. Aisha memeluk Fahri dengan tangis bahagia tiada terkira. Paman Eqbal dan Bibi Sarah tidak mampu membendung airmatanya. Syaikh Ahmad dan Ummu Aiman juga sama. Satu persatu orang Indonesia yang ada di dalam ruangan itu memberi selamat dengan wajah baru.
            Noura menyesal atas perbuatan yang dilakukannya. Dengan jiwa besar  Fahri memaafkan Noura. Terungkaplah bahwa ayah dari bayi dalam kandungan Noura adalah Bahadur. Fahri, Aisha, dan Maria mampu menjalani rumah tangga mereka dengan baik. Aisha menganggap Maria sebagai adiknya, demikian pula Maria yang menghormati Aisha selayaknya seorang kakak.
            Maria tiba-tiba ingin masuk surga. Akhirnya Fahri membantu Maria dengan cara mengambilkan air untuk berwudlu. Dengan sekuat tenaga Fahri membopong Maria yang kurus kering itu menuju kamar mandi. Aisha juga membantu membawakan tiang infus. Dengan tetap dibopong oleh Fahri, Maria diwudhui oleh Aisha. Setelah selesai, Maria kembali dibaringkan di atas kasur seperti semula. Lalu dengan suara lirih yang keluar dari relung jiwa ia mengucapkan syahadat. Ia tetap tersenyum. Perlahan pandangan matanya redup. Tak lama kemudian kedua matanya yang bening itu tertutup rapat.
            Fahri memegang tangannya dan denyut nadinya telah berhenti. Tidak ada yang menduga jika maut akhirnya merenggut Maria. Maria menghadap Tuhan dengan menyungging senyum di bibir. Wajahnya bersih seakan diselimuti cahaya. Kata-kata yang tadi diucapkannya denagn bibir bergetar itu kembali terngiang ditelinga Fahri. Namun Maria sangat beruntung karena sebelum ajal menjemputnya, ia telah menjadi seorang mu’alaf dengan bantuan Fahri dan Aisha.

3 komentar:

  1. assalamualaikum.. saya izin copas ya, dan maaf sebelumnya.. lebih baik nama blognya di ganti jadi nama lengkap aja.. soalnya saya buat nama anda di di pustaka..

    BalasHapus
  2. Sakit Maria dalam novel tidak diperjelas dengan sakit yg mendadak saat mengetahui fahri sudah menikah badannya menjadi kurus

    BalasHapus
  3. Assalamualaikum. Mohon copy ya. Terima kasih.

    BalasHapus